Jumat, 14 Juni 2013

ZOOLOGI INVERTEBRATA








LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI INVERTEBRATA







   
             


DAFTAR    ISI


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I.      PENDAHULUAN
1.         Latar  belakang  masalah
2.         Identifikasi  masalah
3.         Tujuan  penulisan
4.         Manfaat penulisan
BAB II.     PEMBAHASAN
1.      Invertebrate  Porifera
2.      Invertebrate Coelenterate
3.      Invertebrate Vermes
4.      Invertebrate  Mollusca
5.      Invertebrate Arthropoda
6.      Invertebrate  Echinodermata
BAB III.   PENUTUP
BAB IV.   REFERENSI
















                                                              KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul Laporan Pratikum Zoologi Invertebrata, dapat berjalan tanpa halangan yang berarti, dari awal sampai selesai.
Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun makalah yang disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya.
Maka oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak yang membacanya, dan akhir kata penulis mengucakan ribuan terima kasih.

Pekanbaru, 05 Mei 2013

Penulis








BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Zologi (Yunani, Zoon = hewan + logos = ilmu) merupakan cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hewan  tidak bertulang belakang . Sejak zaman Aristoteles pengelompokan hewan di alam ini telah mengalami beberapa kali perubahan, bahkan pengelompokan ke dalam katagori takson filum pun berbeda-beda sesuai dengan dasar atau kriteria pengelompokan yang digunakan oleh masing-masing ahli. Sebagai contoh: pada awalnya kita hanya mengenal 7 filum yang termasuk ke dalam invertebrata, yaitu : 1.Protozoa 2.Porifera 3.Coelenterata 4.Vermes 5.Mollusca 6.Echinodermata 7.Arthropoda.
             Sejalan dengan perkembangannya yang dilakukan melalui observasi dan penelitian, para ahli sepakat bahwa filum Vermes yang semula membawahi 3 kelas (classis) yaitu Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida sudah tidak cocok lagi karena masing-masing kelas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dilihat dari habitat, struktur, maupun fisiologinya. Oleh karena itu kedudukan katagori takson kelas berubah menjadi filum dan Vermes tidak digunakan lagi. Dengan demikian sekarang ini kita mengenal 9 filum invertebrata, yaitu: 1.Protozoa 2.Porifera 3.Coelenterata 4.Platyhelminthes 5.Nemathelminthes 6.Annelida 7.Mollusca 8.Echinodermata 9.Arthropoda Dilihat dari susunan filum tersebut, berdasarkan struktur tubuhnya para ahli menetapkan bahwa Protozoa merupakan filum yang paling rendah derajatnya dibandingkan dengan filum-filum berikutnya, filum Porifera/Sponge dianggap lebih tinggi dari Protozoa akan tetapi lebih rendah dari Coelenterata, demikian seterusnya. Namun pada saat ini, dasar penyusunan tinggi rendahnya tingkat filum tersebut telah mengalami perkembangan, ada yang didasarkan pada fisiologi yang mencakup: respirasi; ekskresi; nutrisi; sistem saraf; sistem peredaran darah, dan reproduksi), filogenetik (kekerabatan), susunan kimia tubuh, dan coelomnya. Berdasarkan susunan kimia tubuh dan coelomnya, para ahli menetapkan bahwa Echinodermata dianggap paling tinggi derajatnya di antara invertebrata karena susunan kimia penyusun tubuh echinodermata paling lengkap dibandingkan dengan invertebrata lainnya, bahkan hampir sama dengan susunan kimia tubuh yang dimiliki Chordata. Berdasarkan filogenetiknya Annelida dianggap memiliki kekerabatan yang sangat dekat dengan Arthropoda sehingga dalam urutannya Annelida senantiasa berdekatan Arthropoda. Demikian pula dengan fisiologi yang dimiliki oleh setiap filum, semakin lengkap fisiologinya semakin tinggi derajatnya. Namun yang menjadi masalah bagi para ahli adalah tidak adanya keteraturan di antara dasar pengelompkan yang digunakannya. Misalkan saja, tidak seluruh filum yang memiliki susunan kimia tubuh lebih lengkap, memiliki struktur tubuh yang lebih lengkap pula dibandingkan dengan filum-filum yang dianggap derajatnya lebih rendah, sebagai contoh: struktur tubuh Echinodermata tidak lebih baik dibandingkan dengan Arthropoda atau Mollusca, dll.
            Untuk memahami dan lebih mengenal secara langsung spesies yang diamati baik secara morfologi atau pun anotomi serta lebih mengenal habitat hewan yang diamati maka mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti praktikum lapangan Zoologi Invertebrata. Oleh karena itu, mahasiswa Jurusan Biologi semester III Universitas Haluoleo kendari mengadakan praktikum lapang dengan objek kajian pantai dan wilayah perkebunan Tanjung Tiram.
I.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam Dunia hewan, berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dikelompokkan menjadi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan hewan tak bertulang belakang (Avertebrata). Kelompok hewan avertebrata mempunyai ciri-ciri tidak bertulang belakang, susunan syaraf terletak di bagian ventral (perut) di bawah saluran pencernaan, umumnya memiliki rangka luar (eksoskeleton) dan otak tidak dilindungi oleh tengkorak.
I.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum lapangan ini yaitu:
1.    Untuk mengidentifikasi hewan-hewan Avertebrata yang ada di sekitar pantai dan wilayah perkebunan Tanjung Tiram,
2.    Untuk mengetahui habitat masing-masing hewan tersebut, 
3.    Mengetahui cara mengawetkan organisme tersebut untuk koleksi di laboratorium guna pendidikan.


I.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat pelaksanaan praktikum lapangan ini diantaranya:
1. Kita dapat mengetahui habitat asli dari spesies yang ditemukan,
2. Kita dapat menemukan berbagai spesies dari masing-masing phylum.
3. Sebagai bahan pembelajaran bagi praktikan khususnya,
4. Sebagai sumber bacaan bagi masyarakat,


































                                                          
                                      BAB II. PEMBAHASAN

PORIFERA

Porifera memiliki beberapa karakteristik. Tubuhnya bersel banyak, simetri radial, atau asimetris. Sel-sel tersebut menyusun tubuh Porifera dalam dalam 2 lapis (dipoblastik), membentuk jaringan yang belum sempurna dan di antaranya terdapat gelatin yang disebut mesenkim. Tubuhnya mempunyai banyak pori, saluran-saluran, dan rongga sebagai tempat air mengalir. Sebagian atau seluruh permukaan dalam tubuhnya tersusun dari sel-sel yang berleher yang berflagelum, disebut koanosit.

Porifera melakukan pencernaan makanan di dalam sel atau secara intrasel. Umumnya Porifera mempunyai rangka dalam. Hewan berkembangbiak secara kawin dan tak kawin. Secara kawin dilakukan dengan sel telur dan sel spermatozoid. Larvanya berbulu getar dan dapat berenang. Sedangkan secara tidak kawin dengan bertunas.
Tipe saluran air pada Porifera askon sikon leukon (rhagon)
Gambar 1. Tipe saluran air pada Porifera
Berdasarkan tingkat kompleksitasnya, sistem saluran air pada Porifera dibedakan menjadi tiga, yaitu tipe askon, tipe sikon, dan tipe leukon (rhagon). Perhatikan Gambar 1. Tipe askon merupakan tipe saluran air paling sederhana. Saluran air dimulai dari ostia yang dihubungkan langsung oleh saluran ke spongocoel. Dari spongocoel air keluar melalui oskulum. Tipe sikon merupakan tipe saluran air yang terdiri atas dua saluran yaitu inkruen dan radial. Air masuk melalui ostia menuju ke saluran inkruen. Melalui porosit, air dari saluran in kruen menuju ke saluran radial, terus ke spongocoel dan akhirnya keluar melalui oskulum. Sedangkan tipe leucon (rhagon), merupakan tipe saluran air yang paling kompleks. Air dari ostium masuk melalui saluran menuju ke rongga-rongga yang dibatasi oleh koanosit. Dari rongga ini air melalui saluran-saluran lagi menuju ke spongocoel dan akhirnya keluar melalui oskulum.

Porifera banyak menghasilkan spikula yang dihasilkan oleh scleroblast (bagian dari gelatin mesenkim). Hasil sekresi yang berupa silika (zat kersik) atau karbonat (zat kapur) ini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk monakson, tetrakson, poliakson, heksakson, atau benang-benang spongin. Spikula merupakan struktur tubuh yang berperan penting untuk membedakan jenis-jenis Porifera. Bentuk dan kandungan spikula ini digunakan sebagai dasar klasifikasi Porifera. Berdasarkan sifat spikulanya, Filum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea, Hexatinellida, dan Demospongia. Berikut penjelasannya:

1. 
Kelas Calcarea

Anggota kelas ini mempunyai rangka yang tersusun dari zat kapur (kalsium karbonat) dengan tipe monoakson, triakson, atau tetrakson. Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan dangkal. Tipe saluran airnya bermacam-macam. Hidup soliter atau berkoloni.

Mereka memiliki ciri khusus berupa spikula yang terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk kalsit atau aragonit. Beberapa spesies memiliki tiga ujung spikula, sedangkan pada beberapa spesies lainnya memiliki 2 atau empat spikula.

Sponge Calcarea pertama kali muncul pada masa Cambrian dan memiliki keanekaragaman paling tinggi pada periode Cretaceous. Analisis molekuler terbaru menunjukkan bahwa, kelas Calcarea seharusnya dimasukkan sebagai filum, khususnya untuk kelas calcacea yang pertama kali menyimpang dari kingdom Animalia. Jenis sponge lainnya termasuk dalam filum Silicarea.

A.
 Diversitas (Keanekaragaman) Calcarea

Ada sekitar 400 spesies sponge pada kelas Calcarea.

B. Daerah Persebaran Calcarea

Sponge Calcarea dapat ditemukan di seluruh daerah lautan, khususnya pada daerah laut yang memiliki suhu yang hangat.

C. Habitat Calcarea

Habitat sponge Calcarea sebagian besar pada laut yang bersuhu hangat, sponge Calcarea biasanya ditemukan di perairan dangkal yang terlindung dan memiliki kedalaman kurang dari 1000 m. Pada daerah tropis calcarea berasosisasi dengan terumbu karang.

D. Reproduksi Calcarea

Kebanyakan sponge bereproduksi secara aseksual dengan regenerasi jaringan. Sponge juga dapat bereproduksi secara seksual dengan menjadi hermaprodit, sperma dan telur dapat direproduksi secara berurutan atau pada waktu yang sama. Sel sperma dan telur dilepaskan di dalam air dan dibuahi antar spesies. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi larva yang berenang bebas.





EPerkembangan Calcarea

Sponge ini memiliki sel amoeboid yang berbeda di dalam mesohil (lapisan gelatin  yang tersusun atas sel-sel amoebosit yang dapat bergerak mengambil makanan dari sel koanosit dan mendistribusikannya ke seluruh bagiann tubuh porifera.). Di dalam mesohil, sponge memiliki bentuk sel sepeti amoeba yang berbeda-beda. Acheochytes adalah sel berukuran besar dengan ukuran inti sel yang besar. Sel-sel ini bersifat totipoten, yang artinya sel ini dapat berkembang menjadi berbagai macam jenis sel. Sklerosit, mampu mengakumulasi kalsium di dalam mesohil untuk memproduksi spikula, tiga sklerosit akan melebur menjadi satu untuk membentuk spikula pada ruang antar sel.  Sklerosit adalah sel khusus yang mensekresi struktur termineralisasi pada dinding tubuh beberapa invertebrata. Pada sponge, sklerosit mensekresikan spikula kalkareus atau silikeus yang terdapat pada lapisan mesohil.

Contoh jenis yang menjadi anggota kelas ini adalah Leucosolenia sp., Scypha sp., Cerantia sp., dan Sycon gelatinosum. Perhatikan Gambar 2.
Sycon gelatinosum
Gambar 2. Sycon gelatinosum (museum.wa.gov.au)
F. Subkelas dari Kelas Calcarea

1. Subkelas Calcinea


Memiliki larva yang disebut parenchymella (padat, kompak, dengan lapisan luar berupa sel berflagela; flagela koanosit (collar cells) muncul secara independen di inti, sebagian besar spesies memiliki 3 spikula; sistem penecernaannya bertipe ascon, sycon, atau jenis leucon; sponge pharetronid dengan kerangka kaku yang terdiri dari spikula yang menyatu atau jaringan berkapur; genus yang termasuk dalam subklas ini adalah Clathrina, Leucetta, Petrobiona (pharetronid).

Berikut ini adalah ordo dari Subkelas Calcinea, yaitu :

a. Ordo Clathrinida

Clathrinida merupakan ordo dari Calcinea. Anggota ordo ini memiliki kerangka berkapur, dan merupakan organisme laut laut. Sponge ini memiliki struktur asconoid dan tidak memiliki membran kulit dermal atau korteks. Spongocoel ini dilapisi dengan koanosit (collar cell). [6]

b. Ordo Leucettida

Leucettida merupakan ordo dari subklas Calcinea. Sponge pada ordo ini memiliki susunan ruang berflagella atau struktur leukonoid yang memutar. Leukonoid adalah saluran air dari ostium dihubungkan ke spongocoel melalui banyak percabangan. Ordo ini juga memiliki membran kulit atau korteks. pongocoel ini tidak dilapisi dengan koanosit, sel-sel koanosit hanya ada pada ruang berflagella. Leucascidae dan Leucaltidae adalah dua famili dari ordo ini.

c. Ordo Murrayonida

Murrayonida adalah jenis sponge laut yang merupakan ordo dari Calcinea. Murrayonida berbeda dari Calcinea lainnya, dimana sponge ini dengan memiliki kerangka yang lebih kuat, sponge Murrayonida juga memiliki korteks yang melindungi cormus dan sistem aquiferous leukonoid . Ordo ini terdiri dari tiga spesies yang sudah dikenal, masing-masing berada dalam famili sendiri: Murrayona phanolepis pada famili Murrayonidae, Lelapiella incrustans pada famili Lelapiellidae, dan Paramurrayona corticata pada famili Paramurrayonidae. Murrayona phanolepis ditemukan oleh CW Andrews di Pulau Christmas, kemudian dideskripsikan dan dinamai oleh Kirkpatrick  Kirkpatrick mengusulkan nama spesies itu untuk menghormati Sir John Murray, yang membiayai ekspedisi ke Pulau Natal.

d. Subkelas Calcaronea

Calcaronea adalah subclass di Calcarea. Subkelas ini adalah Calcarea dengan triactines dan sistem basal tetractines sagital (yaitu sinar spicula membuat sudut yang tidak sama satu sama lain), sangat teratur. Pada masa ontogenesis atau morfogenesisnya, spikula pertama yang disekresikan adalah diactina. Choanositanya memiliki apinucleata. Calcaronea memiliki larva amphiblastula.

Berikut ini adalah ordo dari Subkelas Calcaronea, yaitu :

1. Ordo Baerida

Baerida merupakan ordo dari kelas Calcaronea. Berida merupakan Calcaronea Leukonoid dengan kerangka yang tersusun dari microdiactines, di mana microdiactines berada pada bagian ter tentu dari kerangkanya, seperti pada bagian choanoskeleton atau kerangka atrium. Pada umumnya memiliki spikula yang besar di dalam kerangka kortikal, di mana spikula tersebut menginvasi sebagian atau seluruh bagian choanoderm. Pada sponge dengan korteks yang diperkuat, pori-pori inhalansia dapat dibatasi dengan saringan yang berbentuk seperti bagian pada bantalan ostia. Tetractines kecil berbentuk seperti belati (pugioles) pada umumnya merupakan satu-satunya kerangka yang berfungsi sebagai sistem aquiferous exhalant. Meskipun kerangkanya dapat sangat diperkuat oleh adanya lapisan padat microdiactines di wilayah tertentu, kerangka berkapur aspicular tidak ada pada ordo ini.

2. Ordo Leucosolenida

Leucosolenida merupakan ordo dari sponge berkapur pada kelas Calcarea di dalam filum Porifera. Leucolenida adalah Calcronea yang pada kerangkanya tidak memiliki spikula.

3. Ordo Lithonida

Lithonida adalah ordo dari sponge berkapur pada kelas Calcarea di dalam filum Porifera. Lithonida merupakan Calcaronea dengan kerangka yang diperkuat, yang tersusun dari basal actines yang terdiri dari tetractines atau basal kaku yang terdiri dari kalsit. Spikula diapason umumnya ada pada ordo ini dan memiliki sistem saluran leukonoid.

4. Ordo Sycettida

Sycettida merupakan ordo dari Calcaronea pada kelas Calcarea. Sycettida terdiri dari kelompok sponge berkapur yang agak beragam, yang termasuk pada famili Sycettidae, Heteropiidae, Grantiidae, Amphoriscidae, dan Lelapiidae. Koanosit dengan inti apikal terbatas pada ruang flagella dan secara umum tidak pernah melapisi spongocoel. Famili dari Sycettidae menyerupai ordo Leucosoleniida dalam hal hampir tidak memiliki membran dermal atau korteks yang dimiliki oleh lima famili lainnya. Kerangka yang paling besar (spikula triradiate) ditemukan pada famili Lelapiidae.

2. KELAS HEXATINELLIDA

Pada anggota Kelas Hexatinellida, spikula tubuh yang tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang. Kelas ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae), karena bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala. Tubuh berbentuk silinder atau corong, tidak memiliki permukaan epitel. Contoh anggota kelas ini adalah Hyalonema sp.,Pheronema sp., dan Euplectella suberea. Perhatikan Gambar 3.
Euplectella aspergillum
Gambar 3. Euplectella aspergillum (Wikimedia Commons)
1. Deskripsi 

Hexactinellida atau sering disebut sponge kaca tersebar di seluruh dunia, terutama pada kedalaman antara 200 dan 1000 m. Kelompok sponge ini jumlahnya sangat melimpah di Antartika.

Semua sponge kaca berdiri tegak, dan memiliki struktur khusus di pangkalnya untuk melekat kuat pada dasar laut. Secara morfologi bentuknya radial simetris, biasanya silinder, tetapi ada juga yang berbentuk cangkir, guci, atau bercabang. Ketinggian rata-rata hexactinellida adalah antara 10 dan 30 cm, tetapi beberapa dapat tumbuh menjadi cukup besar. Hexactinellida memiliki rongga sentral yang luas (atrium) dimana air melewati rongga tersebut, spikula yang berbentuk seperti anyaman topi yang rapat melapisi osculum pada beberapa spesies. Hexactinellida kebanyakan memiliki warna yang pucat. Sponge kaca paling mirip dengan sponge syconoid, tetapi sponge kaca terlalu banyak berbeda secara internal dibandingkan dengan syconoid.

2. Biologi 

Sponge kaca dapat dengan mudah dibedakan dengan sponge lainnya dengan pemeriksaan secara internal. Kerangka hexactinellida seluruhnya terbuat dari silika. Spikula yang mengandung silika ini umumnya terdiri dari tiga duri perpendicular (oleh karena itu mereka memiliki enam titik, sehingga mereka disebut sebagai hexactine), yang pada umumnya menyatu, sehingga membuat hexactinellids memiliki kekakuan struktural yang berbeda dari sponge lainnya. Bagian yang tegang di antara spikula jaringan syncytial yang besar dari sel-sel tubuh yang lembut. Air memasuki tubuh melalui ruang di dalam untaian syncytial. Di dalam syncytia terdapat unit fungsional mirip dengan koanosit yang ditemukan pada sponge lainnya, tetapi unit-unit ini sangatlah kekurangan inti sel, sehingga lebih sering disebut sebagai collar bodies daripada collar cells. Hexactinellida berflagella, pergerakan dari flagela merekalah yang menyebabkan aliran air melewati sponge ini. Di dalam syncytia ada sel fungsional sebanding dengan archaeocytes yang ada pada sponge lainnya, tetapi sel-sel ini tampaknya memiliiki mobilitas yang terbatas. Hexactinellida kekurangan miosit, sehingga tidak mampu berkontraksi. Sementara Hexactinellid tidak memiliki struktur saraf, mereka mengirimkan sinyal-sinyal listrik di seluruh tubuh melalui jaringan lunak syncytial.

3. Reproduksi 

Hanya sedikit yang diketahui tentang reproduksi hexactinellid dan perkembangannya. Sperma ditransfer ke organisme lain melalui air, dan kemudian harus membuat jalan sendiri menuju ke sel telur. Setelah pembuahan, larva diinkubasi selama waktu yang relatif lama, sehingga mereka bahkan membentuk spikula dasar sebelum dilepaskan sebagai larva parenchymella. Hal ini berbeda dari larva sponge lainnya yang jarang memiliki flagela atau alat gerak lainnya. Setelah larva menempel di dasar laut, larva bermetamorfosis, dan sponge dewasa mulai tumbuh. Hexactinellids merupakan sponge yang mudah berkembangbiak.

4. Perkembangan dan Pola Makan 

Sponge kaca murni filter feeder. Sponge hidup pada material detritus makroskopik, mengkonsumsi bahan selular, bakteri, dan partikel abiotik yang sangat kecil. Partikel kecil diambil ke dalam melalui arus yang diciptakan oleh collar bodies, partikel tersebut diserap pada saat melalui saluran di dalam sponge. Collar bodies dilapisi dengan microvili yang menjebak makanan, dan kemudian melewati vakuola melalui collar bodies menuju ke dalam syncytia. Archaeocytes di antara helai syncytial bertanggung jawab untuk distribusi dan penyimpanan makanan. Archaeocytes kemungkinan juga bertanggung jawab pada beberapa hal untuk menangkap makanan. Hexactinellida tampaknya kurang selektif terhadap makanan yang mereka telan (setiap makanan yang cukup kecil untuk menembus syncytium dicerna oleh mereka). Karena mereka meiliki sedikit membaran luar dan kurangya ostia, hexactinellida tidak dapat mengkontrol seberapa banyak air yang melewati tubuh mereka. Diyakini bahwa stabilitas lingkungan perairan dalam memungkinkan hexactinellids untuk bertahan meskipun kekurangan dalam hal ini.

5. Pola Hidup 

Hexactinellida hidup secara sessile / menetap. Bahkan larvanya pun tampaknya tidak menunjukkan gerakan, tidak seperti spons lainnya, hexactinellida tidak berkontraksi ketika dirangsang.

6. Nilai Ekonomis 

Seperti sponge lainnya, hexactinellida bisa menjadi sumber obat-obatan, meskipun potensi mereka sebagian besar belum dieksploitasi. Sebagian besar sponge kaca belum terpegaruh oleh kegiatan manusia. Di Jepang, sponge ini diberikan sebagai hadiah pernikahan. Hexactinellida dari spesies tertentu terlibat dalam hubungan simbiosis dengan udang. Pada saat kecil, dua udang dengan jenis kelamin berbeda memasuki atrium sponge, dan setelah tumbuh dengan ukuran tertentu kedua udang tersebut tidak bisa pergi. Mereka makan dari materi yang dibawa oleh arus yang dihasilkan oleh sponge, dan kemudian akhirnya udang tersebut bereproduksi. Sebuah kerangka sponge kaca yang di dalamnya terdapat dua udang diberikan sebagai hadiah pernikahan di Jepang.

Saat ini hanya sedikit usaha yang sedang dilakukan untuk melestarikan spesies hexactinellida. Ada nilai yang besar untuk tetap menjaga populasi sponge kaca yang sehat, karena dapat memegang rahasia ratusan juta tahun evolusi, dan mungkin telah menghasilkan evolusi bahan kimia potensial yang berguna bagi kemanusiaan. Hexactinellida dianggap berkerabat dekat dengan Demospongiae.

7. Ordo dari Kelas Hexatinellida

Berikut ini adalah ordo dari Kelas Hexatinellida, yaitu :

a. Ordo Amphidiscosida

Amphidiscosida Schrammen (Hexactinellida: Amphidiscophora) terdiri dari tiga famili yang terdiri dari dua belas genera, hanya Hyalonema yang dibagi menjadi subgenera berjumlah 12. Ordo ini ditandai dengan adanya amphidiscs dan tidak adanya hexasters sebagai microscleres. Semua anggotanya lophophytous, dengan bentuk tubuh yang bervariasi dari bulat telur sederhana hingga kerucut, cangkir, silinder, dan varian simetris bilateral lainnya. Dermalia dan atrialia merupakan pentactins pinular dan, jarang mempunyai hexactins, sedangkan hypodermalia dan hypoatrialia adalah oxypentactins. Jangkar Basal diketahui berupa monactins yang bergigi. Tiap famili dibedakan oleh bentuk choanosomal megascleres utama: diactins di Hyalonematidae, pentactins di Pheronematidae, dan tauactins di Monorhaphididae.

b. Ordo Amphidiscosa

Amphidiscosa adalah ordo dari hexactinellida, ditandai dengan adanya amphidisc spikula, yaitu, spikula yang memiliki disk stellata di setiap akhir bagiannya. Mereka berada di kelas Hexactinellida dan subclass Amphidiscophora. Organisme ini telah ada sejak periode Ordovisium, dan masih berkembang hingga saat ini.  

c. Ordo Aulocalycoida

Aulocalycoida Tabachnick & Reiswig (Hexactinellida, Hexasterophora) terdiri dari dua famili dan tujuh genera. Ordo ini ditandai dengan kerangka dictyonal longgar yang dibangun di sekitar untaian / helai longitudinal utama yang tersusun dari duri dictyonal yang memanjang. Jala berbentuk tidak teratur. Antar famili dibedakan oleh detail dari konstruksi untai. Untaian Aulocalycidae mengandung filamen aksial berurutan tunggal yang terbatas panjangnya. Untaian uncinateridae mengandung filamen aksial yang tumpang tindih yang disebabkan oleh serangkaian hexactins, duri dictyonal dari tiap individu memanjang tapi tidak terbatas pada panjangnya. Kerangkanya halus dan fleksibel karena adanya jarak pada pertumbuhan distal, tidak seperti sponge dari hexactinosidans dan lychniscosidans yang kaku dan rapuh.

d. Ordo Hexactinosida

Hexactinosa merupakan ordo dari subkelas Hexasterophora padakelas Hexactinellida. Parenkim megascleres pada ordo ini bersatu untuk membentuk kerangka kaku dan seluruhnya terdiri dari hexactins sederhana yang tersusun secara linier paralel. Kerangka tersebut bersatu di dalam  amplop sekunder silika. Beberapa contoh dari ordo ini adalah Hexactinella, Aphrocallistes, Eurete, dan Farrea.

e. Ordo Lychniscosida

Ordo Lychniscosida Schrammen (Hexactinellida, Hexasterophora), merupakan ordo yang  mencakup kelompok fosil yang beragam dan dominan dari komunitas bentik Cretaceous. Namun, saat ini hanya memiliki dua famili dan tiga genera sebagai anggota terbaru. Kelompok ini ditandai dengan pembentukan kerangka dictyonal kaku oleh fusi hexactins lychniscid terutama oleh fusi duri dictyonalia berdekatan yang tersusun bersampingan (pola euretoid). Panjang duri yang membentuk bagian sisi jala dictyonal sangat terbatas hanya untuk lebar satu jala, biasanya berukuran 150-400μm. Famili pada ordo ini dibedakan oleh ketebalan unit struktural (dinding, pilar, piring) dan organisasi dictyonalia, baik dalam susunan yang terdeteksi maupun tidak terdeteksi. Unit struktural (dinding tubulus, pilar) tidak saling terhubung, namun ada kemungkinan untuk menafsirkan dinding tubulus dari Diapleuridae sebagai schizorhyses.

f. Ordo Lyssacinosida

Lyssacinosida adalah ordo dari sponge kaca subkelas Hexasterophora. Sponge ini dapat dikenali dengan adanya parenkim spikula yang biasanya tidak berhubungan, dimana hal ini tidak seperti  pada sponge lainnya pada subkelas yang sama, di mana spikula saling berhubungan bak secara kuat maupun lemah untuk membentuk kerangka.

3. Kelas Demospongia

Kelas ini memiliki tubuh yang terdiri atas serabut atau benangbenang spongin tanpa skeleton. Kadang-kadang dengan spikula dari bahan zat kersik. Tipe aliran airnya adalah leukon. Demospongia merupakan kelas dari Porifera yang memiliki jumlah anggota terbesar. Sebagian besar anggota Desmospongia berwarna cerah, karena mengandung banyak pigmen granula dibagian sel amoebositnya. Contoh kelas ini antara lain Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla lacustrisChondrilla sp., dan Callyspongia sp. Perhatikan Gambar 4.
Microciona sp.
Gambar 4. Microciona sp. (dpr.ncparks.gov)
1. Habitat 

Kelas Demospongiae memiliki sekitar 4.750 spesies yang berada di dalam 10 ordo. Distribusi geografis mereka berada di lingkungan laut dari daerah intertidal ke zona abyssal, dan beberapa spesies menghuni air tawar.

2.
 Biologi 

Anggota dari Demospongiae berbentuk asimetris. Demospongians tumbuh pada berbagai ukuran dari beberapa milimeter sampai lebih dari 2 meter. Mereka dapat berbentuk krusta tipis, benjolan, pertumbuhan seperti jari, atau bentuk guci. Butiran pigmen pada sel amoebocytes sering membuat anggota kelas ini berwarna cerah, seperti warna: kuning terang, oranye, merah, ungu, atau hijau.

Pada demospongia, di dalam mesohil kemungkinan terdapat dua jenis spikula; megascleres dan microscleres dengan 1-4 duri, serat kolagen (spongin). Anggota Demospongiae mudah dibedakan dari Hexactinellida karena tidak memiliki enam duri spikula. Mereka memiliki struktur leukonoid, dengan choanoderm yang terlipat. Lapisan pinacoderm ada pada seluruh bagian tubu, dan menebal pada bagian mesohil. Semakin tebal mesohil, semakin beragam bentuk Demospongiae.

3. Reproduksi 

Demospongiae dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual, spermatosit berkembang dari transformasi koanosit, dan oosit timbul dari archeocytes. Pembelahan sel telur zigot terjadi di mesohil dan membentuk larva parenchymula dengan massa sel internal berukuran besar yang dikelilingi oleh sel flagella eksternal yang lebih kecil. Larva yang dihasilkan berenang memasuki kanal rongga pusat dan dikeluarkan dengan arus exhalant.

Metode reproduksi aseksual mencakup pertunasan dan pembentukan gemmules. Pada pertunasan, agregat sel berdiferensiasi menjadi sponge kecil yang dikeluarkan melalui oscula. Gemmules ditemukan pada famili Spongellidae yang hidup di air tawar. Mereka diproduksi dalam mesohyl berupa gumpalan dari archeocytes yang dikelilingi oleh lapisan keras yang dikeluarkan oleh amoebocytes lainnya. Gemmules dilepaskan ketika tubuh induk rusak, dan gemmules ini mampu bertahan dalam kondisi yang keras. Dalam situasi yang menguntungkan, sebuah lubang yang disebut micropyle muncul dan melepaskan amoebocytes, yang berdiferensiasi menjadi berbagai macam jenis sel.

4. 
Perkembangan dan Pola Makan 

Demospongiae bersifat sessile (menetap) dan merupakan organisme bentik. Namun, larvanya memiliki flagela dan mampu berenang bebas. Semua sponge dari kelas ini adalah filter feeder, hidup dari bakteri dan organisme kecil lainnya. Air mengantarkan partikel-partikel makanan masuk melalui pori-pori luar. Koanosit menangkap sebagian besar makanan yang masuk, namun pinocytes dan amoebocytes juga dapat mencerna makanan. Partikel makanan juga dapat dicerna langsung oleh sel-sel mesohil. Sponge dari kelas ini sangat jarang dimakan oleh hewan lain karena rasanya yang tidak enak. Namun, beberapa organisme dapat hidup pada sponge, dan tinggal bersama mereka sebagai simbion. Beberapa sponge pada kelas ini merupakan “pelabuhan” bagi bakteri fotosintetik, sementara beberapa jenis lainnya berfungsi sebagai perlindungan bagi organisme lain.

5. 
Nilai Ekonomis 

Kelompok yang paling penting  dan ekonomis dari demospongians untuk manusia adalah sponge yang digunakan untuk mandi. Sponge jenis ini dipanen oleh penyelam dan juga dapat ditanam secara komersial. Sponge ini di bleaching kemudian dipasarkan, sponge jenis ini memiliki spongin sehingga mampu memberikan kelembutan dan daya serap.

Meskipun tidak demospongian kurang dilestarikan dengan, masih ada catatan fosil untuk sponge pada kelas ini. Beberapa Demospongiae ada pada periode Paleozoic awal. Pada awal Cretaceous, semua ordo dari Demospongiae sudah ada.

Tingkatan organisasi merupakan petunjuk yang dapat diandalkan untuk  mengetahui hubungan filogenetik pada kelas Demospongiae. Namun, di antara kelas dari filum Porifera, sulit untuk membedakan hubungan evolusioner. Organisasi tidak selalu berhubungan dengan filogeni, misalnya, struktur leukonoid telah berevolusi secara independen beberapa kali.

6. 
Ordo dari Kelas Demospongia

Berikut ini adalah ordo dari Kelas Demospongia, yaitu

a. Ordo Lithistida

Lithistida adalah ordo dari kelas Demospongia yang memiliki kerangka retikular yang tersusun atas spikula bersilika yang bentuknya teratur dan menonjol.

Sponge pada ordo Lithistida dikenal menghasilkan beragam senyawa mulai dari poliketida, peptida siklik dan linier, alkaloid, pigmen, lipid, dan sterol. Sebagian besar senyawa ini memiliki struktur yang kompleks serta memiliki aktivitas biologis yang sangat kuat dan menarik. Sudah ada satu dekade sejak review menyeluruh yang merangkum tentang produk alami yang dihasilkan ordo sponge yang menakjubkan ini.

b. Ordo Agelasida

Agelasida adalah ordo dari Demospongiae dengan acanthostyles tegak berduri (Agelas spicule), kadang-kadang disebut juga acanthoxeas. Serat spongin (serat Agelas) berintikan dan tersusun oleh acanthostyles lebih dominan hadir dalam satu famili (Agelasidae). Famili lain (Ceratoporellidae dan Astroscleridae: Astrosclera willeyana) yang disebut sclerosponges memiliki lapisan tipis jaringan hidup diatas kerangka berkapur basal. Di daerah Mediterania ada satu spesies Agelasida yang masih ada, yaitu Agelas oroides.

c. Ordo Astroporidha

Definisi: Sponge dengan astrose microscleres (euaster, sterraster, metaster) kadang-kadang disertai dengan microrhabds (microxeas dan microstrongyles). Megascleres berbentuk tetractines (tetraxones), biasanya berbentuk triaenes, biasanya hampir selalu berkombinasi dengan oxeotes (hugeoxeas, strongyloxeas atau strongyles). Kerangka skeletal radial teratur, setidaknya di daerah perifer. Kedua megascleres tetractinal atau astrose microscleres terkadang bisa hilang, dan menghasilkan genera havingoxeas dan aster, atau oxeas hanya untuk spikula. Kerangkanya radiate dan umumnya bertekstur kasar.

Astrophorida (Porifera, Demospongiaep) terdistribusi luas secara geografis dan batimetrik didistribusikan secara luas. Astroporidha saat ini meliputi lima famili : Ancorinidae, Calthropellidae, Geodiidae, Pachastrellidae dan Thrombidae. Sampai saat ini, studi filogenetik molekuler termasuk spesies Astrophorida sangat langka dan jumlah sampelnya terbatas. Hubungan filogenetik pada ordo sebagian besar tidak diketahui dan hipotesis berdasarkan morfologi sebagian besar belum teruji. Astrophorida memiliki spikula yang sangat beragam seingga membuat mereka menjadi subjek pilihan untuk menyelidiki evolusi spikula.

Keterangan: Gamet dari Astrporidha hanya dikenal pada beberapa marga, dan tahap larva masih belum diketahui.

Nomenklatur: nama Astrophorida sering digunakan sebagai sinonim dari Choristida. Pada takson ini, selain Astrophorida juga terdapat Spirophorida, yang memiliki megascleres seperti Astrophorida tetapi memiliki sigmaspires yang berfungsi sebagai microscleres.

d. Ordo Chondrosida

Definisi: Sponge tanpa megascleres, tetapi dengan bagian perifer yang sangat berkolagen, encrusting, berukuran massive hingga kecil. Tidak ada megasklera, tapi satu genus (Chondrilla) mempertahankan euaster microscleres (spheraster), yang lain (Chondrosia) tidak memiliki spikula. Contoh: Chondrilla nucula dan Chondrosia reniformis Ates.

Keterangan: Hanya satu famili yang diakui, yaitu famili Chondrillidae, dengan 3 genera yang valid (total 5 genera). Biasanya, kelompok ini dimasukkan ke dalam ordo Hadromerida, tapi hanya ada bukti yang sangat sedikit mengenai hubungan kekerabatan di antara keduanya.

e. Ordo Dendroceratida

Dalam taksonomi, Dendroceratida adalah spongedari kelas Demospongiae. Mereka biasanya ditemukan di daerah pesisir dangkal dan pasang surut, dan ada pada sebagian besar pantai di seluruh dunia. Sponge ini pada umumnya dicirikan oleh lapisan konsentris serat spongin, dan ruang berfalgella besar yang terbuka langsung ke kanal exhalant.

Dendroceratida (Demospongiae) terdiri dari dua famili dan delapan genera. Sponge ini biasanya lembut dan rapuh, kerangkanya berserat, tetapi seratnya berkurang akibat sehubungan dengan volume jaringan lunak, dan mengandung sedikit kolagen pada matriks endosomal. Seratnya bersifat dendritik atau anastomosing, di mana dalam kasus terakhir tidak ada perbedaan yang jelas antara serat primer dan serat lainnya. Serat selalu berisi empulur, tebal dan berlapis. Beberapa genera memiliki elemen seluler (degenerate spongocyte) yang ada pada kulit dan  empulur (dengan jumlah yang lenih rendah). Spikula berserat bebas ada pada satu genus.  

f. Ordo Dendroceratida 

Definisi : Dendroceratida memiliki kerangka berupa serat, serat tersebut biasanya berkurang sehubungan dengan volume jaringan lunak dan hampir tidak ada pada beberapa genera. Kerangka terbentuk dari piringan basal yang menyebar secara terus menerus, dan berbentuk kerangka dendritik maupun anastomosing atau retikular. Serat banyak dilapisi, biasanya cukup kuat, dan sering memasukkan unsur-unsur seluler. Spikula berserat bebas (spikuloid) dapat muncul sebagai tambahan pada kerangka utama. Choanocyte chambers berukuran besar, berbentuk seperti kantung atau tubular-memanjang. Jumlah mesohyl rendah karena berkaitan dengan volume ruang dan kanal, dan hanya terdapat sedikit kolagen. Hal ini, membuat sponge pada ordo ini lembut dan rapuh. Empulur di fibresis sangat berbeda dari unsur-unsur pada kulit, dan  strukturnya hampir sama dengan Verongida. Sangatlah umum untuk menemukan serat dengan pigmentasi gelap yang kontras dengan pigmentasi dari mesohil, hal ini seragam pada sponge di ordo ini. (Dictyodendrillasp.) (Aplysilla rosea) (Aplysilla cross section)

Keterangan : Memiliki larva yang besar, berupa larva parenchymella dengan stuktur dan histologi kompleks. Memiliki kumpulan cilia yang panjang baik banyak maupun sedikit. Anggota dari ordo ini sangat beranekaragam, dengan pola pada tiap-tiap famili yang berbeda. Dua famili yang dikenali dari ordo ini adalah Famili Darwinellidae (Aplysilidae), Famili Dictyodendrilidae (kerangka retikular sekunder).






INVERTEBRATA ( PORIFERA )
Standar  Kompetensi              : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar                   : Mendiskusikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan
                                                    peranannya kehidupan
Tujuan                                       : Mengidentifikasikan ciri-ciri , klasifikasi srta peranan Porifera
                                                    bagi kehidupan 

Kegiata! 
1.      Sebutkanlah bagian-bagian yang ditunjuk pada gambar dibawah ini !
1.          Spongosel  
2.         Amoebosit 
3.         Pori 
4.          Matriks
5.         Pinakost 




2.      Isilah table dibawah ini mengenai ciri-ciri kelas Porifera !
No
Ciri-ciri
Calcarea
Hexatinelida
Demospongia

1


Rangka
Tersususun dari kalsium karbonat
Silica
Serabut atau benang-benang tanpa skeleton

2


Habitat
Di laut bersuhu hangat
Di laut
Di laut

3


Cara hidup
Soliter

Menetap


4


Reproduksi
Seksual

Seksual
Seksual dan Aseksual

5


Tipe-tipe saluran air
askonoid, sikonoid, dan leukonoid
sikonoid
Leukonoid

6


Contoh
sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.
Euplectella.
spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.

3.      Apakah dasar klasifikasi Porifera ,sebutkan kelas-kelasnya
      Berdasarkan bahan penyusun rangka,porifera diklasifikasikan atas :
a.       Hexaclinellida atau Hyalospongiae
b.      Demospongiae
c.       Calcarea ( Calcisspongiae

4.      Sebutkanlah bagian-bagian yang ditunjuk pada gambar dibawah ini !
1.            Oskulum
2.            Sel pori
3.            Spongocel
4.            Koanosit bersilia
.


5.      Sebutkan urutan aliran air pada tipe :
a.       Asokan : Air masuk melalui pori kemudian menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum
b.      Leukon : Air masuk melalui pori kemudian memasuki saluran radial yang bercabang-cabang dan saling berhubungan. Sel-sel koanosit terdapat pada rongga yang berbentuk bulat. Air kemudian keluar melalui oskulum
c.       Sikon : Air masuk melalui pori menuju ke saluran radial yang berdinding koanosit menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum



6.      Sebutkan ciri- ciri Porifera !
a.       Bentuk tubuhnya menyerupai vas atau jambangan.
b.      Tubuhnya terdiri dari 2 Lapis ( dipoblastik )
c.        Di antara lapisan luar dan dalam terdapat sel - sel amoebosit dan spikula.
d.      Sel amoeboid dan koanosit berfungsi untuk menangkap makanan
..
7.      Sebutkan peranan Porifera
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.








COELENTERATA

Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.


cnidaria, polip medusa

A. Ciri-Ciri Coelenterata

1.      Terdapat sekitar 10.000 spesies  Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut.
2.      Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
3.      Memiliki simetri radial.
4.      Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan.
5.      Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukaan yanh berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
6.      Merupakan hewan diploblastik.
7.      Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.
8.      Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast).
9.      Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa.

B. Struktur Tubuh Coelenterata

Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.

C. Reproduksi Coelenterata

Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya.
daur hidup obelia, metagenesis
Tahap metagenesis pada Obelia sp.

Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.

D. Klasifikasi Coelenterata

Coelenterata terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.

1.      Hydrozoa

Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang aseksual dan tahap medusa yang seksual. Contohnya adalah spesies Obelia sp. Ada pula yang selama hidupnya hanya berbentuk polip saja, misalnya Hydra.

Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung tubuh hydra terdapat mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap makanan. Tentakel-tentakel ini dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk memburu mangsa. Hydra dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan seksual terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur betina. Sedangkan perkembangbiakan aseksual terjadi dengan tunas (kuncup) yang tumbuh di sisi tubuh hydra yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
struktur tubuh hydra
2.      Scyphozoa Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur). Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk, kadang mempunyai tubuh berwarna namun ada beberapa spesies yang tubuhnya transparan. Tubuh Scyphozoa dilengkapi dengan tentakel yang mempunyai sel penyengat. Seluruh spesies Scyphozoa hidup di perairan, baik tawar maupun laut.
3.      Anthozoa Memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Metridium (anemon laut). Anthozoa hidup sebagai polip, salah satu ujung tubuhnya mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel lengkap dengan penyengatnya, sedangkan ujung yang lain merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk melekatkan diri pada dasar perairan.

E. Peran Coelenterata Bagi Manusia

Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentu mereka yang unik.






INVERTEBRATA ( COELENTERATA )


Standar  Kompetensi              : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar                   : Mendiskusikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan
                                                    peranannya kehidupan
Tujuan                                       : Mengidentifikasikan ciri-ciri , klasifikasi srta peranan
                                                    Coelenterata bagi kehidupan 

Kegiatan :
1.      Isilah table dibawah ini mengenai cirri-ciri dari kelas Coelenterata !
No
Ciri-ciri
Hydrozoa
Scypozoa
Anthozoa
1
Bentuk tubuh
Polip
Mangkuk
Medusa
2
Habitat
Di air tawar
Di laut
Di laut
3
Cara Hidup
Pembentukan tunas
Menempel
Menempel
4
Reproduksi
Seksual
Seksual dan Aseksual
Seksual dan Aseksual
5
Contoh
Hydra dan Obelia
Urellia
Mawar laut dan Koral

2.      Apakah dasar yang diambil dalam pengklasifikasian Coelenterata
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus. Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.P ada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).

3.      Sebutkan ciri-ciri umum coelenterate !
a.    Diploblastik, tubuh terdiri dari 2 lapisan ( ektoderm dan endoderm yang diantara keduanya terdapat lapisan non seluler yang disebut mesoglea 
b.    Rongga gastrovasculer sebagai tempat pencernaan makanan
c.    Mempunyai tentakel yang dilengkapi dengan knidoblast dan nematokis sebagai alat penangkap mangsa
d.    Tubuh dewasa berbentuk polip ( melekat di dasar perairan/spt tumbuhan ) atau medusa ( berenang/melayang di air  )








KELAS HYDROZOA
1.      Sebutkan bagian-bagian yang ditunjuk pada gambar dibawah ini !
1.         Tentakel 
2.         Mulut
3.         Tunas
4.         Epidermis
5.         Mesogleg
6.         Gostrodermis




2.      Jelaskan perbedaan antara bentuk polip dan medusa !
Polip               :    Bentuk kehidupan  yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme).
Medusa          :    Bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang    dapat berenang bebas.


3.      Jelaskan dua macam reproduksi Hydra!
a.        Asexual melalui pucuk-pucuk yang dibentuk pada induknya.
b.      Sexual, dapat dibentuk pada induk , terdapat salah satu ovarie atau testes yang memproduksi telur-telur atau sperma oleh meiosis.











VERMES
Ciri-ciri Umum Platyhelminthes

 -  Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak dan epidermis bersilia.
-.  Hewan tripoblastik acoelomata
-.  Habitat di air tawar, air laut dan tanah lembab.
-. Hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia.
-. Mempunyai alat pengisap disertai dengan kait untuk menempel.
-. Belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan.
-. Sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus kecuali cestoda tidak ada sistem   pencernaan.
-. Bilateral simetris
-. Ekskresi berupa flame cell(sel api)/protonefridia
-. Memiliki sistem syaraf pusat dengan ganglion otak
-. Hermaprodit
-. Reproduksi secara aseksual           : regenerasi
                                     seksual         : fertilisasi


KLASIFIKASI PLATYHELMINTHES
1.   KELAS TURBELARIA
                (CACING BERAMBUT GETAR)
               Eq : Planaria sp, Dugesia sp.
             2. KELAS TREMATODA
                (CACING ISAP/CACING HATI)
                Eq : Fasciola hepatica, Clonorchis sinensis.
3.   CESTODA
                (CACING PITA) Eq : Taenia saginata, T.solium.

KELAS TURBELARIA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7gy1cF23AiXq6OrQyU-nFUUJkU1weFdqfTdYs1hLacJIa-Phd4EJZiblWUFwtMkqTpV5Sm_7ACtXLDRyZjiQVb2yuQZnDlAF0UD_5yzEtiRVGY2bWT9KaeybedsZso0yCr1KY5J4TS04/s1600/b.png+1.png

     

KELASTREMATODA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3FNvg5vElla1QZKZUAR_UPb0G1qufwb8U4ezW_naxqrzN30vHiM5kfSOqn_gqwHngMgPJ6p6h8CQNA3Gv7Fj-XqZW3kAHPnoQPbrEMqUozkcI88WvCetCw1Sj7kFvTXRtVTx310WQN4s/s1600/Untitled.png+2.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio103IRDwl5GRccUOBrzSYYkbaBoAHGUXiorYu8K8_ydlaA_AAGZacgUkB6sle4NHZsBMTC5UNPihv6HKeEaKAbkCtzYiXXqNkGwlJ0TmvURKVwQ4o2jvlJIHBsJHFlV2svkv8lgX18q0/s1600/Untitled.png1.png
KELAS CESTODA

  PERBANDINGAN ANTAR KELAS PLATYHELMINTHES

Turbelaria (cacing berambut getar)
-          Habitat bebas diair tawar
-          Tubuh pipih
-           Simetri bilateral
-          Permukaan tubuh tertutup epidermis dan silia
-          Tidak ada alat isap
-          Tidak bersegmen
-           Pencernaan mulut-faring- usus cabang 3
-          Reproduksi seksual dan fragmentasi
-          Eq: Planaria , Bipalium
Trematoda (cacing isap)
-       -  Bersifat parasit
-       -  Tubuh pipih
-       -  Simetri bilateral
-       -  Permukaan tubuh
            ditutupi kutikula
-       -  Terdapat alat isap
           (sucker) 2 dimulut dan
            kepala
-       -  Tidak bersegmen
-       -   Pencernaan mulut-
            kerongkongan-usus
            cabang 2
-       -   Reproduksi seksual
-          Eq : Fasciola hepatica
        Clonorchis sinensis
        Schistosoma japonicum
Cestoda (cacing pita)
-Bersifat parasit
-Tubuh pipih
-Simetri bilateral
-Permukaan tubuh tertutup
  kutikula, tidak bersilia
-Terdapat alat isap pada
  skoleks (kepala)
-Tubuh bersegmen
-     -Tidak memiliki alat pencernaan
-     - Reproduksi fragmentasi
-          Eq: Taenia -- 
                  saginata(sapi)
            T. solium (babi)

Daur hidup Fasciola  hepatica (The-mira-sport-renang-celana-merah)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhilK8Ma74C3AxHi39sFEYv3uwmFESrHy4HCaQ9wRxw2-tdymUzXb-ymUXrKGYO5R6PD5DkEVGFInGNMrhYmkBDmLnfoLF-CWJaUT0yhVpvB6TVYDHk69o6MIcLgL_oi6OZ4wSYQPy3QKw/s1600/Untitled.png+3.png


 Tahap perkembangan larva Fasciola hepatica
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghpVacifaPo45qvunlmc7bNezSKd9v-0cngllS-qtkNl50bbkkxBp45MkArmlEraLB8lpvaPL7jiZblPt5lrpBerUP_EfFFMF4m3dy5DspkVGTo7iJCy_nXEhpve_n-GDnIhG9SydhN0w/s320/Untitled.png+4.png

Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai dua macam tuan rumah yaitu:

1Inang perantara yaitu siput air (mirasidium – cercaria)

2. Inang menetap,yaitu hewan bertulang  belakang pemakan rumput seperti sapi dan domba (meta serkaria). Pada Clonorchis sinensis pada ikan air tawar (Cercaria)









Daur hidup Taenia saginata
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwXXHvZcDOVfwVfIhi7JINHeODkKWTppbarOXri8iH2La2PbR4txiUsSDOZcin_27aAesiZCdqK5B7_7lMehFRi3euDF4zxHJs1vBwHRHI9AaIRQydknom_MXR-HxbE2gsiIVB7onpHxE/s1600/Untitled.png+5.png

BAGIAN TUBUH Taenia sp
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3pMTN_aNUm9cZuWawLwbmzJWEkk_sk3kvdjDhmghWjhRcVD5JjV4nV4mNaXF6YgtNivCTDTa3Fs8NAWFwAkbSC3cN3roN_VMFVTjB6RnNsNUXoBm6Pg_dSH2JvfTdQGypuM4lUH_YT1U/s1600/Untitled.png+6.png

Peranan Platyhelminthes bagi Kehidupan Manusia

Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, kecuali PlanariaPlanaria dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan

Ciri-ciri Nemathelminthes
l  Tubuh simetri bilateral, bulat panjang, bagian anterior dan posterior runcing.
l  Ditemukan hampir di semua tempat – darat, air tawar, laut, kebanyakan adalah parasit.
l  Pseudoselom)
l  Biasanya bukan hermaprodit (1 individu jantan dan betina terpisah – betina umumnya berukuran lebih besar).
l  Saluran pencernaan sempurna-mulut sampai dengan anus
l  Dibedakan atas 2 kelas yaitu Nematoda dan Nematophore
Nematoda
1. Ascaris lumbricoides
Ciri :
a. Parasit pada usus manusia (di sebut juga cacing perut).
b. Bukan hermaprodit
c. Reproduksi secara seksual
d. Cacing jantan lebih kecil ukurannya di banding dengan cacing betina
e. Memiliki panjang bervariasi, antara 31 cm s.d 49 cm
f. Infeksi cacing Ascaris menyebabkan penyakit askariasis, umumnya menyerang anak-anak
g. Infeksi melalui makanan atau minuman yang mengandung telur Ascaris
Siklus Hidup Ascaris
l  Telur yang keluar bersama feses penderita berada di tanah/ rumput.
l  Telur ini akan masuk ke tubuh manusia melalui tangan yang terkontaminasi, atau debu, atau minuman/makanan yang terkontaminasi.
l  Telur akan masuk ke usus lalu berkembang menjadi larva Ascaris
l  Larva akan keluar dari usus menuju jantung lalu ke paru-paru dan kemudian keluar untuk kembali ke usus. Di usus Ascaris berkembang menjadi dewasa untuk bereproduksi
l  Kemudian dihasilkan telur-telur lagi
l  Telur yang dihasilkan bisa mencapai 200 ribu buah
Bagan Daur hidup Ascaris lumbricoides
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8eUJQOaTdV8mkIWamUsDYFadhKhSgCwHhbsLauXRnBYpvjNgnzTyJb9U8TLGzkY68SGWn1LMCki6eVX1k1gwXI8nAaPeEX6v_jm0c_iBxZzPQg_IuvQfC2NHQNWBihIZLe81w-K7X2Yo/s1600/Untitled.png+7.png

Bahaya Ascaris : Bila tidak segera diobati, Ascaris dapat mengakibatkan kematian

Ancylostoma duodenale ( Cacing Tambang)
l  Hidup parasit pada manusia, dengan menyerap darah dan cairan tubuh
l  Cacing menempel pada usus inang karena memiliki kait kitin
l  Reproduksi secara seksual
Bagan daur cacing tambang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4sySP44fiZBKiLGyopBUxVBhFR1HKYioQNUUSobKkBCJqlwJnj4EyYXlNvVbJaLcUI7JijVlQSD9uXJ9J9ZhDJcbfCK4bIr2VUKy1pvOhi-qBZAliUkN7xxUHzT317tZwKXv6LhHfoGE/s1600/Untitled.png+8.png

Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis

l  Dikenal dengan cacing kremi
l  Parasit yang menyerang anak-anak.
l  Menginfeksi manusia melalui makanan yang dipegang dengan tangan yang kotor dan terinfeksi telur cacing.
l  Infeksi sering dengan autoinfeksi
l  Cacing dewasa memiliki panjang sekitar ½ inchi.
l  Hidup sebagai parasit pada usus besar, dan bila bertelur akan menuju ke anus.
Wuchereria Bancrofti / Cacing Filaria
l  Habitat utama di pembuluh limfe
l  Penumpukan cacing filaria di pembuluh limfe dapat menyebabkan penyakit kaki gajah.
l  Cacing filaria menginfeksi manusia melalui perantara nyamuk Culex yang mengigit penderita
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKL4b46sgcBGis2NnaxHsX8gmUNX_FUwaUfV5JD-xQSPI0ImuhK_XE73a4FC3prfgHffFSe-gVgHAFdiXiXMrBQ4d9DtQAgghgRZ7aCXy13eYLxl1_sQzeJDE1GSOuNdACXSASI6CFaSg/s1600/Untitled.png+10.png
Gb. Penyakit Kaki Gajah


Peranan Nemathelminthes
l  Memiliki peranan yang cukup besar karena merugikan bagi manusia . Nemathelminthes bersifat parasit pada manusia dan hewan karena menimbulkan penyakit, sehingga menurunkan derajat kesehatan.
Cara mencegah infeksi cacing
l  Memutuskan daur hidupnya
l  Menghindari infeksi dari larva cacing (menggunakan alas kaki)
l  Tidak membuang tinja sembarangan (sesuai dengan syarat-syarat hidup sehat)
l  Tidak memakan daging mentah atau setengah matang (masak daging sampai matang).

ANNELIDA
Ciri Utama Yang Dimiliki :
¢  Tubuh memiliki ruas-ruas /segmen tubuh yang jelas
¢  Simetri bilateral
¢  Tubuh berongga (memiliki selom) berisi cairan yang membantu pergerakan
¢  Sistem organ telah berkembang baik. Saluran pencernaan lengkap, sistem peredaran darah tertutup, dan sistem syaraf tangga tali
¢  Secara umum hidup bebas, walaupun ada yang bersifat parasit eksternal pada hewan dan manusia

Klasifikasi Annelida
   Filum Annelida diklasifikasikan menjadi 3 kelas, berdasarkan ada tidaknya setae/rambut yaitu :
Polychaeta—(banyak setae) cacing pasir (umumnya hidup di laut)
Oligochaeta—(sedikit setae) cacing tanah (hidup di tanah dan air tawar)
Hirudinea—( tidak punya setae) lintah (hidup di air tawar, bersifat parasit)
1. Hirudinae
¢  Hidup di air tawar, bersifat parasit eksternal
¢  Menghisap darah inang dengan alat penghisap di setiap ujung tubuhnya
¢  Dalam menghisap darah, lintah mengeluarkan zat antikoagulan (anti pembekuan darah).
¢  Kini digunakan dalam pengobatan
  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_ho5l3NbC-1JIJQhRwFdIsi2L1HEzZxs_kWU_RT-hai76SxbiRpIHzgFrF5FUJRW0ebvKeBM5iy3Ub9zV2-ApLQEDSL1RbKHuj2FcpxICMSxAaio8hEH9hl-pma0_aHuQUqKKj_7Jlj8/s1600/Untitled.png+11.png
Gambar Hirudo sp
               

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigRmndhD1KgD4EvuAnh5TSK6rx8w-Ganb7NQFYOJxa073ET1R8hZ1ke4ZKbqX0Y-cThAs25d3_XPa8kHW0vzimSC7ylu48oAt1dgLWASvdYdPBSWusVbWJxl3lCBRoasA-DS5p5A2UKFY/s1600/Untitled.png+12.png
Bagian tubuh Hirudo sp



2. Oligochaeta / Cacing tanah
¢  Berguna dalam meningkatkan aerasi tanah sehingga meningkatkan kesuburan tanah
¢  Memiliki saluran pencernaan lengkap dimulai dari mulut sampai anus
¢  Tubuhnya dilapisi kutikula dan lendir yang dihasilkan oleh kulit epidermis membantu agar terhindar dari kekeringan
¢  Respirasi menggunakan permukaan kulitnya
¢  Tubuh memiliki rangka hidrostatik
¢  Hermaprodit
Sistem Pencernaan Cacing Tanah
¢  Saluran terdiri berturut-turut dari bagian anterior ke posterior:
l  Mulut—makanan masuk
l  Faring—makanan lewat
l  Esophagus- makanan lewat
l  Tembolok—menyimpan makanan
l  Lambung—Menghancurkan makanan
l  Usus—mencerna makanan & menyerap makanan
l  Anus—mengeluarkan makanan
Reproduksi Cacing Tanah
Hermaprodit
Reproduksi melibatkan organ-organ:
Clitellum—daerah didekat anterior yang berguna untuk memegang pasangan selama perkawinan dengan menghasilkan mukus yang lengket
Kantung Seminal—memproduksi sperma
Seminal Reseptakel—menerima dan menyimpan sperma
ANATOMI CACING TANAH (ANNELIDA)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr250fyg0oDlNic0J6B-gNWEK-WGdTY6zpdoxQbuwJU4zEqrI05U7eymU1nShBQ_VmuToBLxHqRgTrP5JfO5D7z39L3iiyMZ8b2UtPdg5iQKrXM2LNkunwYWd8BxXwp86gTi5IDwreBUc/s1600/Untitled.png13.png
Gambar:CACING TANAH (ANNELIDA)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsCt4knevocUejmbF8qDWr6nsjbJ7haI-PKmLzwBrB9jEJqL_X8452uI5YW7PXRRIHuDw3qqwGHivQpoEqLl3_ItlnmwzWKGt_m-fnfKxn0Fk_oJYOyWSySBuTsB5CC2wTm4OwyGUGSQk/s1600/Untitled.png+14.png

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsCY8NZw7EJ8-ObmldDZ0aaXU_D70eE7Vf-Xt5vEXMIv-AcUafmWsWVEQ7AjjhVqirrXy71MuwsCmE1HIDFsWaFQoJ_FmPp7H_vY09Kx4X1bT72KMe2aLURQn1X9w7uivdjzMSI0r0RTQ/s320/Untitled.png+15.png



3. Polychaeta
¢  Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut.
¢  Tubuh memanjang dan mempunyai segmen.
¢  Setiap segmen mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae, kecuali pada segmen terakhir.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYhmZTK6DAskb6UN2Dn2DdHjJ11jU0YQmZXkg4mM20fKhcIqpVrfg_YbtU7LtmbxsLsaDhCcPGB3i7aksopuOIL1m1CkG_9d2TiILudwrovCtao1qdxEt-KlBCYteVh5B6d1g22RXDRE/s1600/Untitled.png+16.png
Gambar Polychaeta


Peranan Annelida

1.                  Membantu menghancurkan tanah dan menggemburkan tanah, eq. Pheretima sp
2.                  Dapat dikonsumsi untuk di makan, eq. Eunice viridis dan Lysidice oele
Sebagai pengobatan, eq. Hirudo medicinalis









INVERTEBRATA ( VERMES )


Standar  Kompetensi              : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar                   : Mendiskusikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan
                                                    peranannya kehidupan
Tujuan                                       : Mengenal struktur luar tubuh Platyhelmintes, Nemethelmintes,
                                                    dan Annelida 

Kegiatan :

1.      Perhatikan gambar Planaria,Ascaris, dan Lintah berikut !








2.      Isilah table di bawah ini mengenai ciri-ciri kelas Vermes !
No
Hal yang diamati
Platyhelmintes
Nemethelmintes
Annelida

1


Bentuk tubuh
Simetris bilateral dengan bentuk pipih
Triploblastik yang mempunyai selom semu
Simetris bilateral

2


Ujung anterior tubuh
Kepala
mulut
Mulut

3


Ujung posterior tubuh
Ekor
Anus
Anus

4


Segmen tubuh
Metamen
Mikroskopis
Menyerupai cincin
     
5


Panjang tubuh
20 cm
1 meter
1 mm – 3 m

6


Warna
Berwarna coklat gelap seperti tanah
Putih kekuning- kuningan
Merah
 
  7


Mulut ( ada/tidak)
Tidak
Ada
Ada

8

Anus ( ada/tidak)
Tidak
Ada
Ada

3.      Sebutkan contoh masing-masing vermes!
Jawab :        
1.Platyhelminthes
  a. Planaria sp
  b.Ectocotyla
2. aschelminthes
  a. Rhizota
  b. ploima
3. .Nemathelminthes
  a.Ascaris lumbricides
  b.Ancylostoma duodenale
  c.Wuchereria bancrofti
  d.Oxyuris
  e.Trichinella

















HIDUP FASCIOLA HEPATICA DAUR

Tujuan:                        : Memahami daur hidup Fasciola Hepatica
Alat/Bahan                  : Gunting,Lem, dan Kertas kosong
Sumber                        : Buku Paket Biologi kelas I

Cara Kerja :
1.   Bacalah cara kerja ini dengan seksama
2.   Guntinglah bagian-bagian gambar dan keterangannya serta urutan tiap tahapan dari daur hidup Fasciola Hepatica secara terpisah-pisah.
3.   Diskusikan bersama kelompok kerjamu bagaimana urutan daur hidup Fasciola Hepatica yang benar.
4.   Tempelkanlah urutan hidup Fasciola Hepatica  sesuai dengan hasil  diskusi kelompokmu pada kertas kosong dengan menggunakan lem,dan tambahkan asesorsnya.
5.   Jawablah prtanyaan berikut ini .



















Pertanyaan :
1.      Larva apa saja yang berkembang dalam tubuh keong
       Jawab : mirasidium
2.      Sebutkan inang sementara dan inang sesungguhannya!
Jawab:
-          Inang sementara siput
-          Inang sesungguhnya ternak atau sapi



MOLLUSCA
Berdasarkan struktur tubuh, Moluska dibagi menjadi lima kelas, yaitu Amphineura Gastropoda, Scaphopoda, Cephalopoda, dan Pelecypoda. Untuk lebih jelasnya, simak uraian berikut.

a. Kelas Amphineura

Hewan ini memiliki tubuh simetri bilateral, dengan satu atau beberapa lembaran atau keping cangkang (plate atau valva) atau tanpa valva yang merupakan eksoske leton. Mempunyai beberapa insang di dalam rongga mantelnya. Perhatikan Gambar 1. Anggota kelas ini hidup di laut (sekitar pantai), menempel pada batu-batu menggunakan kaki perutnya. Contoh anggota kelas ini adalah Chiton sp., dan Neopilina sp.
Chiton magnificus
Gambar 1. Chiton magnificus (Wikimedia Commons)
b. Kelas Gastropoda

Gastropoda berarti hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki (gastros: perut dan podos: kaki). Kelas ini merupakan kelas dengan anggota terbesar. Tempat hidupnya di laut, air tawar, maupun di daratan. Sebagian besar bercangkang, sehingga tubuhnya membelit menyesuaikan dengan bentuk cangkangnya. Pada kepalanya terdapat dua pasang tentakel, sepasang tentakel pendek sebagai alat pembau dan sepasang lainnya lebih panjang sebagai alat penglihat. Hewan ini bersifat hermaprodit, tetapi tidak pernah terjadi pembuahan sendiri. Contoh anggota kelas ini yaitu Achatina fulica (bekicot), Pilla ampulacea (Siput sawah), Cypraea sp., dan Conus sp. 

c. Kelas Scaphopoda

Anggota kelas ini hidup di laut pada pantai berlumpur. Tubuhnya simetri bilateral, dilindungi oleh cangkang tubular (seperti taring atau terompet) yang terbuka di kedua ujungnya. Kakinya kecil dan berguna untuk menggali liang. Kepalanya memiliki beberapa tentakel, tidak memiliki insang. Contoh jenisnya adalah Dentalium sp. (Gambar 2).
Dentalium vulgare
Gambar 2. Dentalium vulgare (neptunea.org)
d. Kelas Cephalopoda

Cephalopoda merupakan kelas Mollusca yang sudah maju, mempunyai endoskeleton, eksoskeleton, atau tanpa keduanya, tubuhnya simetri bilateral, pada kepalanya terdapat lengan-lengan yang mempunyai sucker (batil penghisap). Cephalopoda berarti hewan yang mempunyai kaki di kepala. Tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan. Kepala Cephalopoda dilengkapi 1 pasang mata dan 8 buah tentakel atau 10 buah (2 tentakel dan 8 lengan) yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Contoh anggota kelas ini adalah Nautilus sp., Cumi-cumi (Loligo indica), sotong (Sepia officinalis) dan gurita (Octopus). Perhatikan Gambar 3.
Nautilus belauensis
Gambar 3. Nautilus belauensis (Wikimedia Commons)
e. Kelas Pelecypoda

Pelecypoda memiliki kaki pipih seperti kapak, memiliki dua buah cangkang sehingga disebut dengan bivalvia, dan memiliki lempengan- lempengan insang sehingga disebut juga lamelli branchiata. Mantelnya menempel pada cangkang. Di tepi cangkang, mantel tersebut secara terus-menerus membentuk cangkang baru sehingga cangkang makin lama makin besar dan menggelembung.
Penampang melintang cangkang bivalvia
Gambar 4. Penampang melintang cangkang bivalvia
Cangkang Pelecypoda terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan nakreas, lapisan prismatik, dan periostrakum (Gambar 4). Lapisan nakreas merupakan lapisan terdalam. Lapisan ini sering disebut lapisan mutiara, atau disebut juga mother of nacre, berupa kristal-kristal halus yang mengandung kalsium karbonat, mengkilat bila terkena cahaya. Namun demikian tidak semua anggota Pelecypoda bisa membuat mutiara. Di luar nakreas terdapat lapisan prismatik, terdiri atas zat kapur yang tebal berbentuk prisma. Di luar lapisan prismatik terdapat periostrakum, yaitu lapisan tipis dan berwarna gelap, tersusun oleh zat tanduk dan mudah mengelupas. Contoh anggota kelas ini adalah kerang air tawar (Anadonta sp.), kerang mutiara (Pinctada margaritivera), Mytilus sp., dan kima raksasa (Tridacna maxima).

Mutiara

Mutiara yang sering digunakan sebagai perhiasan oleh manusia sebenarnya adalah hasil sekresi 

















INVERTEBRATA ( MOLLUSCA )

Standar  Kompetensi              : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar                   : Mendiskusikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan
                                                    peranannya kehidupan
Tujuan                                       : Mempelajari struktur luar tubuh Mollusca                                     

Alat / Bahan                            : Papan Bedah, Pinset, Kaca Pembesar, Kerang, Cumi-cumi, dan
                                                   Bekicot
Kegiatan :
1.      Letakan Kerang ,cumi-cumi, dan Bekicot di atas papan bedah
2.      Amati struktur luar tubuhnya dan masukan hasil pengamatan dalam table pengamatan !
3.      Untuk pengamatan struktur dalam tubuh kerang, dapat dilakukan dengan merebusnya sampai mendidih. Lepaskan salah satu cangkang kerang, dapat dilakukan dengan memecahkan cangkang. Amatilah lapisan-lapisannya dengan Lup !

Table pengamatan :
No
Bagian yang diamati
Kerang                        ( Pelecypoda )
Cumi – cumi            ( Cepholopoda )
Bekicot                             ( Gastropoda )

1


Cangkang tubuh
Cangkang kerang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan bagian ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu
1.       Periostrakum adalah lapisan terluar dari kitin yang berfungsi sebagai pelindung
2.       Lapisan prismatic tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma,
3.        Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.

cangkang eksternal atau internal, mulut dengan atau tanpa radula, lokomosi (pergerakan) menggunakan tekanan air melalui sifon yang terbuat dari mantel.
Cangkang merupakan zat kapur yanng keras. Cangkang melindungi bagian tubuh hewan yang lunak

2





Alat gerak




Cangkang
Pada bagian leher terdapat sifon atau cerobong penyemprot yang berotot, berfungsi sebagai alat gerak ke arah belakang. Untuk bergerak maju cumi-cumi menggunakan sirip dan tentakelnya.

Menggunakan perut sebagai kaki untuk berjalan. Gerakan dihasilkan dari kontraksi-kontraksi otot yang membentuk gelombang dari belakang menjalar ke depan. Kaki bagian depan memiliki kelenjar yang menghasilkan lender untuk mempermudah berjalan

3




Mata
Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. 
Tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia
Mata bekicot  berfungsi untuk membedakan gelap dan terang.Tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau


4


Alat respirasi

insang dan bagian mantel

 Epirdermis, mantel, Insang

Insang , paru pulmonum dan rongga mantel

5


Simtri tubuh

Bilateral

Bilateral

Bilateral

6


Alat ekekresi

Sepasang nefridium

Nephridia

Sebuah ginjal

7


Habitat

Perairan

Laut

Sawah dan kebun



4.      Sebutkan kelas Mollusca dan masing-masing contohnya !
1.    Kelas Pelecypoda contohnya Kerang, tiram, simping
2.    Kelas Gastropoda contohnya siput.bekicot
3.    Kelas Cepalophoda contohnya gurita, cumi-cumi, dan nautilus.
4.    Kelas Scaphopoda  contohnya Dentalium vulgare
5.    Kelas Amphineura contohnya Chilton dan Neopilina.
5.      Jelaskan manfaat Mollusca dalam kehidpan manusia !
a.     Yang menguntungkan
1. Cumi-cumi, siput, tiram, kerang dan sotong merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi selain enak rasanya
2. Cangkang dari berbagai mollusca dijadikan bahan industry dan hiasan karen banyak yang berwarna sangat indah.
3. Mutiara yaitu permata yang dihasilkan sejenis kerang dan merupakan komoditas ekspor non migas yang cukup penting terutama bagi Negara kita.
b.     Yang merugikan
1. Teredo navalis, merusak kerang-kerang piaran dan bangunan kapal
2. Lymnea javanica sebagai inang perantara berbagai cacing fasciola hepatica


























Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, Reproduksi, Contoh - Arthropoda berasal dari Bahasa Yunani, yaitu arthros (sendi atau ruas) dan podos (kaki). Sehingga Filum Arthropoda berarti kelompok hewan yang memiliki tubuh yang beruas-ruas atau bersegmen, serta kaki yang bersendi. Jumlah kaki mengalami modifi kasi sesuai dengan kelasnya. Mempunyai rangka luar yang tersusun oleh kitin. Berdasarkan
persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas, yaitu Crustacea, Myriapoda, Arachnida, dan Insecta. Arthropoda memiliki tubuh simetri bilateral, bersegmen, dapat dibedakan antara caput, thorak, dan abdomen, dan beberapa ada yang memiliki variasi, beberapa bagian caput bersatu. Hewan ini memiliki anggota gerak yang berpasangan dan juga bersegmen. Kalian dapat menyimak penjelasan masing-masing kelas, sebagai berikut
A. KELAS CRUSTACEA

Pada umumnya Crustacea hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam. Ada juga yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-tempat yang lembab. Tubuh Crustacea memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut cephalothoraks. Pada cephalothoraks terdapat 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang antenna di anterior. Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat telson pada ujungnya. Alat gerak mengalami modifikasi, sesuai dengan fungsinya. Contoh anggota kelas ini adalah udang windu (Penaeus monodon), lobster (Panulirus humarus), dan kepiting bakau (Scylla cerata). 

B. KELAS MYRIAPODA

Myriapoda merupakan kelas yang semua anggotanya hidup di darat. Tubuhnya terdiri atas caput (kepala) yang memiliki sepasang antena, sepasang mata, dan 2 atau 3 pasang rahang. Badannya terbagi ke dalam ruas-ruas dengan ukuran yang relatif sama, masing-masing memiliki sepasang kaki. Kelas ini dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu Diplopoda dan Chilopoda.

Subkelas Diplopoda sering disebut sebagai si kaki seribu (millipedes), karena memiliki jumlah kaki yang sangat banyak. Umumnya memiliki 30 pasang kaki atau lebih. Tubuhnya bulat memanjang (silindir), beberapa segmen menyatu, pada setiap segmen terdapat 2 pasang kaki. Hidupnya sebagai herbivore, banyak dijumpai di bawah serasah, bebatuan, atau di dalam tanah, dan selalu menghindar dari cahaya. Gerakannya sangat lambat dan jika ada getaran tubuhnya akan melingkar membentuk spiral atau bola. Pada kepalanya terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal, dan alat mulut tanpa taring bisa. Contoh Diplopoda adalah Polyxenus sp., Sigmoria sp., dan luwing (Spirobolus sp.).

Subkelas Chilopoda sering disebut sebagai si kaki seratus (centipedes). Tubuhnya terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen), berbentuk pipih dengan 15 pasang kaki atau lebih, dan beruas-ruas. Tiap ruas badan terdapat satu pasang kaki. Pada kepala terdapat 5 pasang antena yang panjang dan 2 pasang mata tunggal. Mulut dilengkapi sepasang taring bisa, yaitu modifi kasi alat gerak dari segmen tubuh yang pertama (kaki depan). Contoh anggota kelas ini adalah kelabang atau lipan (Scolopendra sp.) dan Lithobius forficatus.
Lipan Scolopendra cingulata
Gambar 1. Lipan (Scolopendra cingulata)
C. KELAS ARACHNIDA

Arachnida mempunyai tubuh yang terbagi atas kepala yang menyatu dengan dada (cephalothoraks) dan perut (abdomen). Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen, kadang-kadang cephalothoraks dan abdomen menyatu. Pada cephalotoraks terdapat sepasang cheli cera (alat gerak pertama), sepasang pedipalpus (alat gerak ke dua) yang berbentuk capit, dan 4 pasang kaki. Arachnida tidak mempunyai antena.

Kelas Arachnida dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Scorpionida (kalajengking), Araneida (laba-laba), dan Acarina (kutu tungau atau caplak). Scorpionida merupakan anggota Arthropoda darat yang paling tua. Memiliki pedipalpus yang berbentuk seperti catut yang besar, memiliki chelisera yang kecil, serta mempunyai sengat. Contohnya adalah Scorpio sp.. Araneida merupakan anggota Arthropoda yang mampu membentuk sarang (jaring) dengan benang-benang sutera karena mempunyai spinneret. Spinneret merupakan organ yang terdapat di depan anus. Araneida juga memiliki karapaks dibagian anterior. Contohnya adalah Argyope sp. Sedangkan Acarina merupakan anggota Arthropoda yang ukuran tubuhnya kecil dan tidak bersegmen-segmen, serta abdomennya bersatu dengan cephalothoraks. Contoh Acarina adalah caplak (Dermacentor sp.) (Gambar 2)
Caplak Dermacentor occidentalis
Gambar 2. Caplak (Dermacentor occidentalis)
D. KELAS INSECTA

Insecta mempunyai merupakan anggota Filum Arthropoda yang mempunyai 3 pasang kaki, sehingga disebut juga heksapoda. Dalam kehidupan sehari-hari kita menyebutnya sebagai serangga. Kelas Insecta merupakan kelas dengan keanekaragaman tertinggi di antara kelas-kelas yang lain. Penyebaran Insecta sangat luas, dari perairan hingga puncak gunung, dari khatulistiwa hingga ke kutub. Kemelimpahannya juga cukup besar. Di dunia ini sedikitnya ditemukan 750.000 jenis yang dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari hewan-hewan anggota kelas ini adalah Entomologi.
Kutu Buku Lepisma saccharina
Gambar 3. Kutu Buku (Lepisma saccharina)
Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu Subkelas Apterygota dan Subkelas Pterygota. Dasar pembagian ini adalah ada tidaknya sayap. Subkelas Apterygota merupakan serangga yang tidak bersayap, terdiri atas 4 ordo yaitu Protura, Diplura, Collembola, Thysanura. Ordo-ordo tersebut merupakan kelompok serangga yang tidak meng alami metamorfosis (Ametabola), contohnya adalah kutu buku (Lepisma sp.). Perhatikan Gambar 3. Sedangkan Subkelas Pterygota merupakan kelompok Insecta yang memiliki sayap. Kelompok bersayap ini bisa dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan sifat- sifat tertentu.

Tipe-tipe mulut anggota Subkelas Pterygota
Gambar 4. Tipe-tipe mulut anggota Subkelas Pterygota
Berdasarkan tipe mulutnya, anggota Pterygota terbagi menjadi beberapa tipe (Gambar 4). Tipe mulut penjilat dijumpai pada Ordo Diptera, misalnya lalat (Musca sp.). Tipe mulut pengisap dijumpai pada Ordo Lepidoptera, misalnya Attacus sp. Tipe mulut penggigit-pengisap dijumpai pada Ordo Hymenoptera, misalnya lebah madu (Apis mellifera). Adapun tipe mulut penggigit-pengunyah dijumpai pada Ordo Orthoptera, misalnya belalang (Valanga sp.). Tipe-tipe mulut tersebut merupakan penyesuaian dengan fungsinya, yaitu berkaitan dengan jenis makanan yang mereka makan.

Berdasarkan proses metamorfosisnya, Pterygota dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu hemimetabola dan holometabola. Hemimetabola merupakan kelompok serangga bersayap yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Kelompok ini disusun oleh 14 ordo, di antaranya adalah Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera. Contoh jenisnya adallah belalang (Valanga sp.), capung merah (Crocotermis sp.), walang sangit (Leptocoriza sp.), dan tonggeret (Dundubia mannifera). Sedangkan

Holometabola merupakan kelompok serangga bersayap yang mengalami metamorfosis sempurna. Kelompok ini d isusun oleh 9 ordo, seperti ordo Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan Hymeroptera. Contoh jenisnya adalah undur-undur (Myrmeleon frontalis), kunankunang (Photinus sp.), kupu-kupu jeruk (Papilio memmon), dan lalat rumah (Musca domestica). Perbedaan proses metamorfosis sempurna dan tidak sempurna dapat kalian lihat pada Gambar 5-6.
Proses metamorfosis tidak sempurna pada Ordo Hemiptera
Gambar 5. Proses metamorfosis tidak sempurna pada Ordo Hemiptera















INVERTEBRATA (ARTHROPODA)
Standart kompetensi  : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi dasar    : mendiskripsikan cirri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi   kehidupan.
Tujuan                       :  mengamati bentuk luar arthropoda
Kegiatan :
1.      Amati tubuh udang,belalang,lipan dan laba-laba dibawah ini!
2.      Catatlah cirri-ciri hewan tersebut pada table dengan member tanda + bila ada atau – bila tidak ada
No
Organ
Udang (crustacean)
Belalang
(insect)
Lipan
(chilopoda)
Laba-laba
(arachnida)
1
kepala
          +
         +
           +
          +
2
dada
          +
         +
         
          +
3
Kepala dada
          +


          +
4
perut
          +
         +
          +
          +
5
kaki
          +
         +
          +
          +
6
sayap
          -
         +
          -
          -
7
antena
          +
         +
          +
          -
8
mata
          +
         +
          +
          +
9
karapaks





3.      Berdasarkan pengamatan perbedaan udang dan belalang?
Jawab :
- protein udang lebih tinggi dari pada belalang
- belalang memiliki sayap sementara udang tidak

4.      Hewan mana yang mempunyai mata faset?
Jawab : belalang

5.      Buatlah cirri dari arthropoda!
Jawab :
o   Habitat di air laut, tawar, darat
o   Simetri bilateral
o   Triploblastik soelom
o   Pernapasan dengan trakea, insang, atau paru-paru

6.      Jelaskan peranannya bagi manusia!
*   Menguntungkan
-          Sebagai sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi
-          Penghasil madu
-          Bahan industry kain sutra

*   Merugikan
-          Vector perantara penyakit pada manusia
-          Menimbulkan gangguan pada manusia
-          Hama tanaman pangan dan industry
-          Perusak makanan
-          Perusak produk berbahan baku alam




















FILUM ECHINODERMATA
Echinodermata hidup sebelum periode Cambrion. Hewan echinodermata yang paling primitif merupakan kelompok yang mempunyai tangkai dan seluruhnya sudah punah. Fakta yang embuktikan bahwa echinodermata kerabat dekat chordata adalah :
1.      Adanya persamaan pada tipe larva
2.      Pola perkembangan embrio chordata sangat mirip dengan pola perkembangan embrio echinodermata, yaitu :
·         Anus berasal dari blastopora
·         Mulut dibentuk oleh bagian stomodium
·         Mesoderm berasal dari archenteron
·         Pusat susunan syaraf berhubungan dengan ektoderm
3.      Kerangka dalam (Endoskeleton) dibentuk oleh lapisan mesodermal.
Habitat hewan ini adalah pantai dan laut.
Pengelompokan Filum Echinodermata :
o   Sub Filum pelmatozoa     :
 Kelas  crinoidea
o   Sub Filum Eleutherozoa  :
Kelas  1. Asteroidea
2. Ophiuroidea
3. Echinoidea
4. Holothuroidea
Karakteristik
1.      (larva), tubuh terbagi menjadi 5 belahan, silindris, atau seperti bintang.
2.      Triploblastik
3.      Tidak mempunyai kepala
4.      Berangka dalam(endoskeleton)
5.      Mempunyai sistem saluran air
Mempunyai rongga tubuh(coelom)
6.      Selom berisi sel-sel amubosit
7.      Sistem pencernaan makanan biasanya lengkap
8.      Dinding tubuh, kloaka
9.      Sistem peredaran darah terbatas
10.  Sistem saraf terdiri  atas cincin saraf yang melingkari bagian oral, bercabang-cabang ke arah radial.
11.  Taktil
12.  Tidak mempunyai organ sekresi
13.  Ukuran gonad besar, tunggal
14.  Fertilisasi eksternal
15.  Larvanya dapat berenang bebas
16.  Daya regenerasinya tinggi
Tipe Representatif
1.      Tipe Asteroidea (Gr. Aster=bintang+eiodos=bentuk)
Contoh : Asterias Forbesi

a.       Struktur
Bentuk seperti bintang (berlengan 5). Tubuh berduri tersusun atas zat kapur (osikel). Disekeliling duri bagian dasar terdapat duri yang sudah mengalami perubahan yang disebut  pediselaria.

b.      Sistem Ambulakral
Terdiri atas madreporit, saluran batu, saluran gelang, badan tiedemann, empat buah gelembung poli, lima buah saluran radial, saluran transversal, ampulla.
Sistem ambulakral disebut  juga sistem pembuluh air.

c.       Sistem Pencernaan Makanan
Mulut, esofagus, lambung besar,  lambung kecil, Anus.

d.      Sistem saraf
Mulut, saraf bagian dalam bagian dalam (hyponeural), bagian selom(aboral) terdiri atas saraf anal.

e.       Organ Sensoris
Terdiri atas , organ taktil, bintik mata

f.       Sistem Reproduksi
Organ kelamin terpisah, fertilisasi eksternal dan terjadi sebelum  musim panas tiba. Larvanya disebut bipinaria.

g.      Regenerasi dan ototomi
Daya regenerasi cukup tinggi

2.      Kelas Ophiuroidea (Gr.opis=ular, oura=ekor+eidos=bentuk)
Contoh Ophioderma brevispinum

a.       Struktur tubuh
Tubuh seperti bola cakral kecil dengan 5 buah lengan bulat panjang. Tiap-tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama. Masing-masing ruas terdapat  2 garis tempat melekatnya osikula.

b.      Sistem pencernaan makanan
Makanannya berupa : bangsa udang, Mollusca, dan serpihan organisme.
Alat pencernaan terdapat di dalam bola cakram. Lambung bentuk kantung, tidak memiliki anus.

c.       Sistem Respirasi
Terdiri dari 5 pasang kantung bursae.

d.      Sistem Ambulakral
Sama dengan sistem pada asteriodea,

e.       Sistem Reproduksi
Jenis kelamin terpisah, fertilisasi eksternal.

f.       Habitat
Laut dangkal-dalam, dibawah batu karang atau rumput  laut.

g.      Perilaku
Hewan ini berpindah tempat dengan gerakan mengular, bergerak cepat, tangan mudah putus, regenerasi tinggi.

3.      Kelas Echinoidea(Gr. Echinos=duri+eidos=bentuk)
Contoh : Arbacia punctulata
a.       Struktur tubuh
Bentuk globular, terdiri atas 5 bagian tubuh yang sama, tanpa tangan, berduri.

b.      Sistem pernafasan
Dilakukan oleh 10 buah kantung, daerah sekitar mulut

c.       Sistem pencernaan makanan
Mulut-lentera aristotle-esofagus-lambung-usus-anua.

d.      Sistem ambulakrum
Medreporit-saluran batu-saluran cincin-lima saluran radial tersebar.

e.       Sistem saraf
Sistem saraf yang mengelilingi mulut, 5 saraf radial, pleksus.

f.       Organ Sensori
Podia, duri, pediselaria

g.      Sistem reproduksi
Organ kelamin terpisah, gonad terdapat di bagian dalam permukaan oboral dan mempunyainlubang genitalia.

h.      Perilaku.
Bergerak dengan menggunakan duri dan kaki tabung.

4.      KelasHolot
















INVERTEBRATA (ECHINODERMATA)
Standar Kompetensi   : 3.memahami manfaat keanekaragaman hayati.
Kompetensi Dasar : 3.4. mendeskripsikan cirri ciri fylum dalam duniamhewan dan                                                      peranannya bagi kehidupan
Tujuan                      : membedakan cirri cirri dari echinodermata
Kegiatan I :
1.      Perhatikan gambar berikut, kemudian berilah keterangan sesuai dengan nomer !         
Keterangan      gambar :
1.Stomach
2.Radialcanal
3.Ring             canal
4.Madreporit
5.Digestiveglands
6.Arms
7.Ampulla
 8. Kaki ambulakral

2.      Organ nomor berapa saja yang berperan dalam system gerak ?
Jawab : nomor 8 ( kaki ambulakral )

3. Sebutkan 3 macam saluran yang terdapat pada system gerak !
Jawab :
-          Saluran cincin
-          Saluran radia
-          - juluran saluran radial












Kegiatan II :
1.      Isilah tabel dibawah ini mengenai ciri ciri echinodermata
No
Karekteristik
Bintang laut
Bintang ular
Landak laut
Mentimun laut
Lili laut
1.

Permukaan tubuh :
a. halus

-


-

-

halus

halus
b. kasar
-
-
-
-
-
c. berduri
berduri
berduri
berduri
-
-
2.
Bentuk tubuh :
a. bulat

-

-

bulat

Bulat panjang

-
b. gilik / pipih
-
-
-
-
-
c. seperti tangan
Seperti tangan berlengan 5
Seperti tangan berlengan 5

-

-

-

d. seperti tumbuhan
-
-
-
-
Seperti tumbuhan
3.
Simetri tubuh :
a. bilateral
-
-
-
-
-
b. radial
radial
radial
radial
radial
Radial
4.
Lengan :
a. Ada

Ada 5 lengan

Ada 5 lengan

-

-

Ada 5 – 10 lengan
b. tidak ada
-
-
Tidak ada
Tidak ada
-


2.      Sebutkan cirri cirri dari masing masing hewan tersebut !
Jawab :
o   Bintang laut
Cirri-cirinya :
-          Permukaan tubuh berduri
-          Bentuk tubuh seperti tangan yang berlengan lima
-          Simetri tubuhnya radial
o   Bintang ular
Ciri-cirinya
-          Permukaan tubuh berduri
-          Bentuk tubuh seperti tangan yang berlengan lima
-          Simetri tubuhnya radial
o   Landak laut
Cirri-cirinya
-          Permukaan tubuh berduri
-          Bentuk tubuhnya bulat
-          Simetri tubuhnya radial
o   Mentimun laut
Cirri-cirinya
-          Permukaan tubuhnya halus
-          Bentuk tubuhnya bulat panjang
-          Simetri tubuh radial
o   Lili laut
Cirri-cirinya
-          Permukaan tubuh halus
-          Bentuk tubuh seperti tumbuhan yang berlengan 5-10
-          Simetri tubuh radial

3.      Jelaskan peranan echinodermata bagi kehidupan manusia !
jawab :
-  makanan, misalnya tekur landak laut yang bayak dikomsumsi di jepang dan           keripik timun laut yang banyak di ju8al du sidoarjo, jawa timur.
- sebagai bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal.
4. berdasarkan bentuk tubuhnya terbagi berapakah kelas echinodermata !
       Jawab :
1.   Crinoidea
2.   Asteroidean
3.   Ophiuroidea
4.   Echinoidea
5.   Holothuroidea
         5.Jelaskan system ambulakral pada echinodermata!
         Jawab :system ambulakral diesebut juaga dengan system pembuluh air. System
                     ambulakral terdiri atas:
1.      Madreporid sebagai tempat masuknya air.
2.      Saluran batu
3.      Saluran gelang/cincin
4.      Badan tiedemenn merupakan temapat pembentukan sel-sel amoboid,sel-sel amoboid
5.      bertindak sebagai pengisi cairan selom yang berfungsi untuk respirasi,sirkulasi dan   
eksresi
6.      Empat buah gelembung poli
7.      Lima buah saluran radial
8.      Saluran tranversal atau saluran yang menghubungkan antara saluran radial dan ampulla
9.      AmpulLa
BAB III. KESIMPULAN
Zoology invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang dan keberagaman dari hewan invertebrate tergolong dalam sebelas fillum,:
  1. Porifera , umumnya hewan-hewan anggota filum ini hidup di laut dan hanya beberapa yang hidup di air tawar. Hewan-hewan ini tidak aktif, tidak bertangkai (tubuh dalam pangkalnya). Bunga karang mempuyai ruang sentral atau ruang gastral yang berfungsi sebagai kloaka. Porifera terdiri atas tiga kelas yakni kelas Calcarea, Hexactinellida,dan Demospongia.Spesies yang kami temukan yakni hanya dari kelas Demospongia yakni Sinularia sp, dan Spongia sp.
  2. Coelenterata, umumnya hidup di laut, beberapa jenis hidup dalam air tawar . Hewan ini mempunyai dua lapisan sel tunas, lapisan luar sebagai epidermis dan lapisan dalam sebagai gastridermis. Hewan ini mempunyai satu lubang yang berfungsi baik sebagai mulut maupun sebagai anus. Pada coelenterate kadang-kadang dua bentuk yakni bentuk polip dan medusa. Coelenterata terdiri dari tiga kelas yaitu kelas Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Spesies yang kami temukan hanya dari kelas Anthozoa yakni Pocillopora sp, Fungia sp, dan L obophytium sp.
3.        Echinodermata, umumnya hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial. Dengan mulut di tengah-tengahnya, hewan ini bercoelom dengan system digesti lengkap, walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak dengan lambat  yang diatur oleh system tekanan hydrostatis, yang disebut system vascular air. Echinodermata terdiri dari lima kelas yakni kelas Crinoidea, kelas Asterioidea dengan spesies yang ditemukan adalah Protoreaster nododus, Asteropecten plyadoanthus, Culkita scidehana, Pentastes tyloderma dan Ophiomastix variabilis. Kelas Ophiuroidea dengan spesies yang ditemukan adalah Ophiorachina affinis, Ophiachis sp, dan Ophiotrichid brittlestas. Kelas Echinoidea dengan spesies Echinodiscus tenulssimus. Dan kelas yang terakhir yakni kelas Holothuroidea dengan spesies yang ditemukan adalah Thelenota ananax,dan  Bonadschia marmorata.
4.       Molusca, hewan ini banyak ditemukan di laut, air tawar dan darat, merupakan hewan yang bertubuh lunak, non-metameris, pada dasarnya bersifat bilateral simetris dan terbungkus dalam rumah kapur yang berasal dari sekretnya sendiri. Mempunyai system digesti, respirasi, ekskresi danreproduksi yang kompleks. Molusca terdiri dari lima kelas yakni kelas Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Spesies yang kami temukan hanya dari kelas Gastropoda yakni Tectus niloticus.





BAB IV. REFERENSI
Wurttemberg, H.B. 1994. Biologi 5/6. Cornelson Verlag, Berlin.
Wurttemberg, H.B. 1996. Biologi 1. Cornelson Druck,Berlin.
Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat.1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
         Campbell, Reece, Michele. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jilid III. Jakarta: Erlangga.
         Tuti Kurniati, M.Pd, Bintarti Yusriana, M.Si, Sumiyati Sa’adah M.Si. 2011. Zoologi  Vertebrata. Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. UIN SGD Bandung.
http://dhey2riska.blogspot.com/2009/10/kelas-amfibi-hewan-amfibi-kelas.html
http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/coelenterata.html
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-  Pendamping/Praweda/Biologi/0017%20Bio%201-4c.htm


1 komentar:

  1. I’m very happy to uncover this website. I need to to thank you for ones time for this fantastic read!! I definitely liked every part of it and i also have you book marked to check out new things in your blog.
    Situs Indonesia

    BalasHapus